Selasa, 26 Mei 2015

Penerapan Perubahan Fisika dan Kimia

Penerapan Perubahan Fisika dan Kimia


Banyak hal yang berhubungan dengan materi masuk dalam kajian ilmu kimia. Termasuk di dalamnya yakni perubahan materi. Perubahan materi dapat berupa perubahan fisis dan perubahan kimia. Setiap materi mempunyai sifat yang khas dan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1.      Sifat fisis adalah sifat materi yang berhubungan dengan gejala-gejala Fisika. misalnya massa, warna, bau, kerapatan, wujud, dan titik didih.
2.      Sifat kimia adalah sifat materi yang berhubungan dengan gejala-gejala kimia, misalnya logam besi midah berkarat, logam magnesium dapat dibakar, makanan menjadi busuk, dan lain-lain.
Jika kita perhatikan materi disekeliling kita, ternyata materi dapat mengalami perubahan, dan perubahannya dapat dikenal dari adanya perubahan sifat yang dimilikinya. Ada dua macam perubahan materi, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. 

Perubahan fisika adalah perubahan materi yang terjadi tanpa mengubah susunan materi sehingga tidak menghasilkan zat baru. Misalnya, air yang wujudnya cair jika dipanaskan berubah menjadi uap air yang berwujud gas. Air dapat pula berubah menjadi es yang wujudnya padat. Sedangkan, perubahan kimia adalah perubahan yang terjadi dengan cara mengubah susunan dan sifat zat sehingga menghasilkan zat yang baru. Misalnya, kayu yang dibakar berubah menjadi arang. Kayu yang disusun dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen setelah dibakar berubah menjadi arang atau unsur karbon. Pita magnesium yang dibersihkan berwarna putih mengkilap. Setelah dibakar berubah menjadi abu dan berwarna abu-abu.

Banyak sekali kita jumpai penggunaan perubahan fisika maupun perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Beberapa contoh penggunaan perubahan Fisika, antara lain:
1.      Industri es batu, yaitu air yang berwujud cair berubah menjadi es yang berwujud padat.
2.      Industri susu dalam kaleng, yaitu wujud susu yang cair diubah menjadi susu yang berupa serbuk.
3.      Industri gula pasir, yaitu gula yang berwujud cair (dalam batang tebu) diubah menjadi gula yang berwujud padat.
Sedangkan, beberapa contoh pemanfaatan perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1.      Industri minyak bumi, yaitu pada penyulingan minyak bumi yang menghasilkan minyak gas, bensin, solar, lilin, aspal dan sebagainya. Minyak gas dibakar dapat digunakan untuk memasak.
2.      Industri sabun, yaitu minyak kelapa ditambah dengan larutan soda api berubah menjadi sabun yang sangat berguna.
3.      Industri cat, yaitu hasil perubahan kimia suatu zat yang mempunyai warna tertentu.
Perubahan fisika dan perubahan kimia seringkali diikuti oleh peristiwa lain, misalnya energi dan reaksi kimia. Mengenai hal ini akan kita bahas pada tulisan terpisah. Sekian dulu pembahasan tentang Penerapan Perubahan Fisika dan Kimia dalam kehidupan sehari-hari, semoga bermanfaat.


Sumber : http://www.zakapedia.com/2013/02/penerapan-perubahan-fisika-dan-kimia.html#_

Penerapan Hukum Archimedes Di Kehidupan Sehari-Hari

Penerapan Hukum Archimedes Di Kehidupan Sehari-Hari

Saat SMA dulu, Anda niscaya pernah belajar Hukum Archimedes Fisika . Dalam hukum Archimedes berlaku teori berikut. Sebuah benda nan dicelupkan ke dalam zat cair baik itu sebagian atau seluruhnya maka akan megalami gaya ke atas. Besarnya gaya ini akan sama dengan besarnya berat zat cair nan dipindahkan. Hukum Archimedes ini ditulis dalam rumus:
Fa = ρ v g
Keterangan :
Fa = gaya ke atas (N)
V = volume benda nan tercelup (m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = akselerasi gravitasi (N/kg)
Berdasar pada hukum Archimedes, maka sebuah benda nan dicelupkan ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya. Dua gaya ini yaitu gaya berat atau gaya gravitasi dan gaya ke atas dari zat cair tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa melihat kejadian nan berhubungan dengan besarnya gaya-gaya tersebut, yaitu terapung, melayang dan tenggelam.

Konsep Melayang, Terapung dan Tenggelam
Hukum Archimedes juga berkaitan dengan konsep melayang, terapung, dan tenggelam. Masih ingat dengan pernyataan ini? Ketiga konsep tersebut bisa diuraikan seperti berikut ini:
  1. Jika sebuah benda memiliki massa jenis nan lebih besar dari massa jenis zat cair, maka benda akah terapung, atau sebaliknya.
  2. Jika sebuah benda memiliki massa jeni nan sama dengan massa jenis zat cair, maka benda akan melayang.
  3. Jika sebuah benda memiliki massa jenis lebih besar dari massa zat cair, maka benda akan tenggelam.
  4. Besar kecilnya volume, massa dan berat benda akan mempengaruhi konsep melayang, terapung dan tenggelam.
Konsep melayang, tenggelam, dan terapung ini bisa Anda temui dalam peristiwa telur nan tenggelam ketika dimasukkan ke dalam air biasa. Inilah hukum Archimedes.
Telur tenggelam sebab berat telur lebih besar dari gaya ke atas oleh zat air dan massa jenis telur lebih besar dari massa jenis zat cair. Bagaimana jika Anda menginginkan telurnya tak tenggelam?
Agar telur tersebut tak tenggelam, maka Anda harus memasukkan garam pada air tersebut. Dengan demikian, berat telur akan lebih kecil dibanding gaya ke atas oleh zat air dan massa jenis telur juga akan lebih kecil dibanding massa jenis zat air.
Inilah nan menyebabkan telur menjadi tak tenggelam. Adakah contoh penerapan hukum Archimedes pada peristiwa lain dalam kehidupan sehari-hari. Jawabannya, tentu ada misalnya pada kapal laut, hydrometer, kapal selam , dan lain-lain. Mari kita bahas satu persatu.

Penerapan Hukum Archimedes Di Kehidupan Sehari-Hari
Penerapan hukum Archimedes ini bisa Anda temui dalam berbagai macam peralatan, baik itu peralatan nan sederhana hingga peralatan nan canggih. Berikut beberapa contoh penerapannya, seperti:


1. Penerapan Hukum Archimedes pada Balon Udara
Anda tentu pernah melihat balon udara atau balon karen nan melayang di udara. Balon gas ini bisa melayang sebab di dalam balon tersebut berisi gas hydrogen atau helium. Massa jenis hydrogen atau helium ini lebih ringan dibanding dengan udara. Balon gas nan sangat besar, disebut dnegn balo udara. Balon udara ini bisa melayang sebab berisi gas nan memiliki massa jenis labih kecil dari massa jenis udara. Gas dalam balon gas ini ialah udara panas. Jadi, saat seseorang ingin balon gasnya naik, maka ia harus menambahkan udara panas ke dalam balon. Apabila balon udara sudah mencapai ketinggian nan diinginkan, maka ia bisa mengurangi udara panasnya hingga berat balon sama besarnya dengan gaya ke atas. Jika balon gasnya akan diturunkan, maka udara panas harus dikurangi agar berat benda menjaid lebih besar dari gaya ke atas. Dengan demikian, sifat dari balon gas tersebut sama dengan zat cair. Semakin besar volume udara nan dipindahkan, maka akan semakin besar juga gaya ke atas. Besarnya volume udara ini bergantung ukuran balon itu sendiri.


2. Penerapan Hukum Archimedes pada Hidrometer
Hidrometer ialah sebuah alat nan sering digunakan buat mengukur massa jenia atau berat jenis zat cair. Jika alat tersebut dicelupkan ke dalam air, maka sebagian dari alat tersebut akan tenggelam. Semakin besar besar massa jenis zar air, maka akan semakin sedikit bagian hirdometer nan tenggelam. Hidrometer ini banyak dipakai buat mengetahui besarnya kandungan air dalam susu , bir, atau minuman lain. Hidrometer ini terbuat dari tabung kaca. Agar tabung kaca tersebut terapung dan tegak dalam zat cair, maka bagian bawahnya diberi butiran timbal nan berfungsi sebagai beban. Diameter bagian bawah tabung dirancang lebih besar dengan tujuan agar volume zat cair nan dipndahkan oleh hidroeter menjadi lebih besar. Dengan begitu, dihasilkanlah gaya ke atas nan lebih besar, dan terapunglah hidrometer dalam zat cair. Tangkai tabung kaca ini dirancang sedemikian rupa agar perubahan kecil dalam berat benda nan dipindahkan bisa menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tabung nan tercelup dalam zat cair tersebut. Ini berarti adanya disparitas bacaa nan terdapat pada skala menjadi lebih jelas.

3. Penerapan Hukum Archimedes pada Jembatan Poton
Pernah melihat drum-drum kosong nan diikat hingga berjajar seperti jembatan? Itulah nan namanya jembatan poton. Jembatan ini dibuat atas dasar konsep terapung. Drum- drum ini harus ditutup kedap hingga tak ada air nan dapat masuk melalui lubang drum. Jembatan ini biasanya dipakai buat berbagai keperluan darurat. Jika air bahari pasang, maka jembatan ini akan naik. Begitu pun sebaliknya, jika air bahari surut, maka jembatan akan turun. Tinggi atau rendahnya jembatan ini tergantung pada pasang atau surutnya air laut. Selain jembatan poton ini, contoh lainnya ialah rakit nan terbuah dari kelapa nan diikat menjadi satu. itulah penerapan Hukum Archimedes fisika pada jembatan Poton.


4. Penerapan Hukum Archimedes pada Kapal Laut
Jika Anda meletakkan besi di wadah nan berisi air, maka besi tersebut akan tenggelam. Tapi, menapa kapal bahari nan sangat besar tak tenggelam? Ini jawabannya. Agar kapal bahari tak tenggelam, maka kapal harus dibuat dengan memiliki rongga atau ruang. Hal ini dimaksudkan agar volume air bahari nan dipindahkan kapal jadi lebih besar. Berdasar pada persamaan bahwa besar gaya apung akan sebanding dengan volume zat cair nan dipindahkan, maka gaya apung akan menjadi besar. Nah, gaya inilah nan dapat membandini beratnya kapal hingga kapal bahari tak tenggelam dan tetap terapung.


5. Penerapan Hukum Archimedes pada Kapal Selam dan Galangan Kapal
Sebenarnya prinsip kerja galangan kapal dan kapal selam ini sama. Ketika kapal bahari selam akan menyelam, maka dimasukkanlah air bahari ke dalam ruang spesifik dengan tujuan agar berat kapal akan bertambah. Pengaturan sedikit atau banyaknya air bahari nan dimasukkan ini akan menyebakan kapal selam dapat menyelam di kedalaman nan sinkron dengan tujuan. Jika ingin kapal selam tersebut terapung, maka dikeluarkanlah air bahari dari ruang spesifik agar berat kapal menjadi berkurang. Kapal selam ini memiliki batas eksklusif saat menyelam sinkron dengan konsep tekanan hidrostatis. Jika kapal selam ini berada di kedalaman nan terlalu dalam, maka kapal dapat menjadi hancur sebab besarnya tekanan hidrostatis. Sama halnya dengan kapal selam, begitu juga dengan galangan kapal. Jika ada kapal nan akan diperbaiki, maka galangan kapal akan ditenggelamkan lalu kapal dimasukkan. Kemudian galangan akan diapungkan buat memperbaiki bagian bawah kapal nan rusak. Menenggelamkan dan mengapungkan galangan kapal ini dilakukan dengan cara mengeluarkan dan memasukkan air bahari pada ruang khusus.
Itulah beberapa penerapan Hukum Archimedes Fisika dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya masih banyak lagi contoh nan dapat kita temui tentang konsep hukum Archimedes ini. Semoga bermanfaat.

Sumber : http://www.binasyifa.com/489/46/27/penerapan-hukum-archimedes-di-kehidupan-sehari-hari.htm

Penerapan Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari



Beberapa manfaat pemuaian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

a. Pengelingan
Menyambung dua pelat dengan menggunakan paku khusus dengan proses khusus disebut mengeling. Bagaimanakah cara pemasangan paku keling? Paku keling yang dipakai untuk mengeling sesuatu dalam
keadaan panas sampai berpijar dan dimasukkan ke dalam lubang pelat yang hendak kita keling. Kemudian paku bagian atas dipukul-pukul sampai rata. Setelah dingin paku keling tersebut akan menyusut dan menekan kuat pelat tersebut. Pengelingan dapat kamu jumpai pada pembuatan badan kapal laut.

b. Keping bimetal
Dua keping logam yang mempunyai koefisien muai panjang berbeda dikeling menjadi satu disebut keping bimetal. Keping bimetal peka terhadap perubahan suhu. Jika keping bimetal dipanaskan, maka akan melengkung ke arah logam yang angka koefisien muai panjangnya kecil. Bila didinginkan, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang angka koefisien muai panjangnya besar. Perbedaan pemuaian ini dipakai sebagai termostat. Termostat adalah alat yang berfungsi ganda sebagai saklar otomatis dan sebagai pengatur suhu. Beberapa alat yang memanfaatkan keping bimetal dalam termostat, antara lain: setrika listrik, almari es, bel listrik, alarm kebakaran, lampu sen mobil atau motor, rice cooker, oven.



c. Pemasangan bingkai roda logam pada pedati dan kereta api
Roda pedati dan roda kereta api memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran bingkainya. Untuk dapat memasang roda logam tersebut , maka dengan cara pemanasan. Hal ini mengakibatkan roda logam akan mengalami pemuaian. Kemudian roda logam tersebut dipasang pada bingkainya, setelah dingin roda akan menyusut dan terpasang pada bingkainya dengan kuat.

Pemanfaatan Uranium Sebagai Bahan Bakar


Uranium adalah mineral yang memancarkan radiasi nuklir atau bersifat radioaktif, digunakan dalam berbagai bidang salah satunya adalah sebagai bahan bakar nuklir. Uranium merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih keperakan dan radioaktif alami, uranium termasuk ke seri aktinida (actinide series). Uranium biasanya terdapat dalam jumlah kecil di bebatuan, tanah, air, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia).
Uranium memiliki 3 Isotop :
- U234 kadar sangat kecil
- U235 kadar 0,715 = 0,7 %
- U238 kadar 99,285 = 99,3%
Isotop U235 digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan senjata nuklir.
Uranium memiliki sifat fisik yang khas :
- Ditemukan di alam dalam bentuk U3O atau UO berwarna hijau kekuning-kuningan dan coklat tua.
- Bila disinari cahaya ultra ungu, uranium akan mengeluarkan cahaya fluoresensi yang sangat indah
Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia.
Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium dan Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235), sedangkan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).

Pemanfaatan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pemanfaatan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai dari eralatan rumah tangga disekitar kita. Kalor adalah salah satu bentuk energi maka satuan kalor pun sama dengan satuan energi, yaitu joule atau kalori. Kalor dapat menaikkan suhu suatu zat dan dapat mengubah wujud zat. Benda yang mendapat kalor suhunya naik, sedang yang melepas kalor suhunya turun.

 

Pemanfaatan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-hari antara lain pada termos, seterika, panci, dan alat-alat dapur lainnya.

Pemanfaatan Kalor Pada Termos

Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap panas dalam jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi.
Pemanfaatan Kalor Pada Termos
Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, yaitu dengan cara:
  1. permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos,
  2. dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi, dan
  3. ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi. 


Pemanfaatan Kalor Pada Seterika


Seterika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan kalor secara konduksi ke pakaian yang sedang diseterika. Adapun, pegangan seterika terbuat dari bahan yang bersifat isolator.

Pemanfaatan Kalor Pada  Panci Masak

Panci masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini untuk mengurangi pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari bahan yang bersifat isolator untuk menahan panas.

Pemanfaatan Kalor Pada  Lemari Pendingin (Kulkas)

Penurunan suhu dalam kulkas disebabkan oleh penguapan freon yang mengalir dalam pipa yang melewati kulkas. Apabila freon menguap dalam pipa yang terletak di dalam ruang pembeku, maka freon akan menyerap kalor dari ruang pembekuan.



Bagian dan Prinsip Kerja Kulkas
Pompa listrik mengalirkan freon yang sudah dimampatkan melalui pipa. Freon melepaskan kalor, terjadi pengembunan. Freon berubah wujud dari gas ke cair. Pada waktu pengembunan, sirip pipa di bagian belakang terasa panas. Freon cair dialirkan ke dalam ruang pembekuan. Freon menyerap kalor, mengakibatkan suhunya menjadi turun. Uap freon terus dialirkan dan keluar ruang pembekuan, kemudian dimampatkan lagi. Dan seterusnya secara berulang-ulang.

Sumber : http://fisikazone.com/pemanfaatan-kalor-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Selasa, 05 Mei 2015

Cahaya ^_^

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Benda yang dapat memancarkan cahayasendiri disebut sumber cahaya. Sedangkan, benda yang tidak dapat memancarkan cahayadisebut benda gelap. Karenanya cahaya memiliki sifat-sifat umum dari gelombang, antara lain :
  1. Dalam suatu medium homogen (contoh: udara), cahaya merambat lurus. Perambatan cahaya disebut juga sebagai sinar.
  2. Pada bidang batas antara dua medium (contoh: bidang batas antara udara dan air), cahaya dapat mengalami pemantulan atau pembiasan.
  3. Jika melewati celah sempit, dapat mengalami lenturan.
  4. Dapat mengalami interferensi.
  5. Dapat mengalami polarisasi.
Setiap benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut sumber cahaya, contohnya: matahari, bintang, lampu, lilin, dan lain-lain. Sedangkan, benda-benda yang tidak dapat memancarkan cahaya disebut benda gelap. Pada bab ini akan dibahas mengenai pemantulan dan pembiasan cahaya.
Sifat-Sifat Cahaya

Cahaya merambat lurus

Benda gelap (tidak tembus cahaya) seperti kertas tampak oleh mata manusia karena memantulkan cahaya yang kemudian diterima mata. Benda tampak hijau karena memantulkan cahaya hijau ke mata pengamat. Benda tampak hitam karena tidak ada cahaya yang dipantulkan benda tersebut ke mata.
Benda tembus cahaya seperti plastik dapat dilihat mata melalui sinar pantulnya atau sinar yang diteruskannya. Benda tembus cahaya berwarna kuning, memantulkan cahaya kuning dan juga meneruskan cahaya kuning. Sehingga mata yang menerima sinar pantulnya atau sinar terusannya menerima kesan benda itu berwarna kuning.

Telau cahaya pada tembok jari-jarinya lebih besar dari jari-jari kaca baterai
Bila lampu baterai ditutup plastik kuning disorotkan ke tembok warna putih, maka dapat kita lihat telau yang berwarna kuning pada tembok.

Pembuktian Cahaya Merambat Lurus


Bayangan lilin tampak terbalik pada tembok, bila karton digeser mendekati lilin bayangan makin besar, sebaliknya jika karton digeser mendekati tembok bayangan lilin pada tembok makin kecil. Hal ini hanya mungkin terjadi jika cahaya merambat lurus.
Jika kita lewatkan berkas cahaya/sinar melalui celah sempit kemudian diarahkan ke balok kaca/ akuarium diisi air, cahaya tampak merambat lurus.
Baik di dalam maupun di luar, balok kaca, cahaya merambat lurus. Silahkan kita coba! Jika di sekolah tidak ada kotak cahaya, gantilah dengan baterai dan celah dapat kita buat menggunakan karton.

Bayang-bayang Cahaya


Bila sinar datang pada benda gelap, maka di belakang benda terbentuk ruang gelap yang dinamakan bayang-bayang. Bila ruang gelap itu ditangkap layar, maka bidang gelap yang terbentuk itu pun juga disebut bayang-bayang. Bayang-bayang umbra dibentuk oleh sinarsinar yang merupakan garis singgung luar benda tersebut. Bayang-bayang kabur terbentuk oleh sinar-sinar yang merupakan garis singgung dalam benda-benda tersebut.

Pemantulan Cahaya

Pemantulan cahaya oleh permukaan suatu benda bergantung pada keadaan permukaan benda tersebut. Benda dengan permukaan yang rata (contoh: cermin), memantulkan cahaya dengan teratur. Sedangkan, benda dengan permukaan yang tidak rata atau kasar, memantulkan cahaya dengan tidak teratur atau baur.
Pemantulan Teratur

Pemantulan Baur
Pemantulan cahaya pada permukaan rata diamati pertama kali oleh seorang ilmuwan Belkita yang bernama Willebrord Snellius. Kita dapat melakukan pengamatan serupa dengan menggunakan sumber cahaya dan cermin datar yang diletakkan di atas selembar kertas putih polos. Sinar yang keluar dari sumber cahaya disebut sinar datang, sinar yang dipantulkan oleh cermin datar disebut sinar pantul, dan garis yang tegak lurus dengan cermin disebut garis normal.
Pemantulan Cahaya
Dari pengamatan, kita peroleh hukum pemantulan cahaya, yaitu:
  1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
  2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
Untuk selanjutnya, setiap ditemukan kata ‘pemantulan’, maka yang dimaksud adalah pemantulan teratur yang memenuhi hukum pemantulan cahaya.


Sumber : http://fisikazone.com/cahaya/

Mengapa di puncak gunung dingin??

Udara di puncak gunung atau di dataran tinggi biasanya lebih dingin dibandingkan udara di dataran rendah atau di tempat yang berada di dekat permukaan laut. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, semakin dingin udara di tempat tersebut. Seharusnya udara di puncak gunung lebih panas karena puncak gunung lebih dekat dengan matahari. Mengapa di puncak gunung lebih dingin ?
Menurut hukum gravitasi Newton, besar gaya gravitasi bumi pada suatu tempat berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara pusat bumi dengan tempat itu. Jadi semakin jauh suatu tempat dari pusat bumi, semakin kecil gaya gravitasi bumi pada tempat tersebut. Dengan kata lain, semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, semakin kecil gaya gravitasi bumi pada tempat itu. Jadi gaya gravitasi bumi pada tempat di dekat permukaan laut atau di dataran rendah lebih besar daripada gaya gravitasi bumi di dataran tinggi atau di puncak gunung.
Selain menarik buah jatuh menuju permukaan tanah, menarik manusia sehingga kita tetap berkeliaran di permukaan tanah , gaya gravitasi bumi juga menarik udara sehingga udara tetap berada di dekat permukaan bumi. Semakin besar gaya gravitasi bumi, semakin banyak udara yang ditarik, sebaliknya semakin kecil gaya gravitasi bumi, semakin sedikit udara yang ditarik. Gaya gravitasi bumi pada tempat di dekat permukaan laut lebih besar sehingga jumlah udara yang berada di dekat permukaan laut lebih banyak. Sebaliknya gaya gravitasi bumi di puncak gunung lebih kecil sehingga jumlah udara yang ada di puncak gunung lebih sedikit.
Udara terdiri dari molekul-molekul gas yang selalu bergerak dengan kecepatan tertentu. Setiap molekul gas yang bergerak mempunyai energi kinetik. Semakin banyak udara, semakin besar energi kinetik. Semakin cepat gerakan molekul udara, semakin besar energi kinetik. Jumlah udara di puncak gunung lebih sedikit sehingga energi kinetik udara lebih kecil. Sebaliknya jumlah udara pada tempat di dekat permukaan laut lebih banyak sehingga energi kinetik udara lebih besar.
Coba tumbukkan kedua tangan anda. Apa yang anda rasakan ? Tangan anda terasa hangat ketika terjadi tumbukan. Ketika tangan anda bergerak, tangan anda mempunyai energi kinetik. Besar atau kecilnya energi kinetik bergantung pada kecepatan gerak tangan anda dan massa tangan anda. Semakin cepat gerakan tangan anda sebelum kedua tangan anda bertumbukan, semakin hangat tangan anda akibat tumbukan. Jadi besar atau kecilnya energi kinetik menentukan panas atau dingin yang anda rasakan. Demikian juga dengan molekul-molekul gas atau udara. Molekul-molekul gas mempunyai massa dan ketika bergerak dengan kecepatan tertentu, molekul gas mempunyai energi kinetik. Besar atau kecilnya energi kinetik menentukan banyak atau sedikit panas yang dihasilkan ketika terjadi tumbukan antara molekul-molekul gas.
Udara di puncak gunung mempunyai energi kinetik lebih kecil sehingga panas yang dihasilkan ketika terjadi tumbukan antara molekul gas juga sedikit. Sebaliknya udara pada tempat di dekat permukaan laut mempunyai energi kinetik lebih besar sehingga panas yang dihasilkan ketika terjadi tumbukan antara molekul gas juga banyak. Selain itu, jika jumlah molekul gas sedikit maka peluang terjadinya tumbukan juga kecil. Jika jumlah molekul gas banyak maka peluang terjadi tumbukan lebih besar. Banyak atau sedikitnya jumlah tumbukan antara molekul juga menentukan banyak atau sedikit panas yang dihasilkan.

Sumber : http://gurumuda.net/mengapa-di-puncak-gunung-lebih-dingin.htm