Kamis, 25 Juni 2015

Mengapa angin terasa sejuk ?

Mengapa angin terasa sejuk ?


Jika sedang kepanasan membara  lalu tiba-tiba angin berhembus pelan, tubuh pun terasa segar. Biasanya hembusan angin terasa sejuk. Mungkin anda pernah merasakan hembusan angin terasa panas ?  Udara bisa terasa panas atau dingin tetapi angin cenderung sejuk atau dingin. Mengapa hembusan angin terasa sejuk ?
Angin adalah udara yang berpindah tempat karena perbedaan tekanan udara. Angin juga bisa terjadi akibat rotasi bumi tetapi mengenai hal ini tidak diulas pada tulisan ini. Angin biasanya berpindah dari tempat yang mempunyai tekanan udara tinggi ke tempat yang mempunyai tekanan udara rendah. Tekanan udara berkaitan dengan kerapatan atau massa jenis udara. Pada ketinggian yang sama, udara yang mempunyai kerapatan atau massa jenis lebih besar mempunyai tekanan yang lebih besar. Sebaliknya udara yang mempunyai kerapatan atau massa jenis kecil mempunyai tekanan yang lebih kecil.
Massa jenis atau kerapatan udara berkaitan dengan volume udara. Semakin besar volume udara semakin kecil kerapatan udara. Salah satu sifat benda adalah memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan (kecuali air. Air berperilaku menyimpang antara suhu 0 oC sampai 4oC). Udara yang panas biasanya memuai sehingga volumenya bertambah. Karena volume bertambah maka kerapatan udara panas berkurang. Udara panas yang kerapatannya berkurang secara alami bergerak ke atas menuju tempat yang mempunyai kerapatan lebih kecil. Jika di sekitar udara yang panas terdapat udara yang lebih sejuk maka udara yang lebih sejuk secara alamiah langsung bergerak menuju posisi awal udara panas.
Pada mulanya tubuh kita kepanasan karena udara di sekitar kita lebih panas. Panas secara alami berpindah dari udara yang panas menuju tubuh kita yang lebih dingin. Akibatnya tubuh kita menjadi kepanasan. Ketika ada angin, udara panas berpindah tempat (bergerak ke atas) dan posisinya digantikan oleh udara yang lebih dingin. Adanya perbedaan suhu antara tubuh kita yang lebih panas dengan udara yang lebih dingin menyebabkan panas dari dalam tubuh kita berpindah menuju udara yang lebih dingin. Kita merasa sejuk atau dingin karena sebagian panas dalam tubuh kita telah berpindah menuju udara dingin

Sumber : http://gurumuda.net/mengapa-angin-terasa-sejuk.htm

Aerosol Gunung Berapi, Bukan Polutan, Meredam Pemanasan Global

Aerosol Gunung Berapi, Bukan Polutan, Meredam Pemanasan Global



Berawal dari upaya mencari petunjuk tentang mengapa bumi tidak mengalami pemanasan pada tingkat yang telah diperkirakan para ilmuwan antara tahun 2000 dan 2010, tim riset dari University of Colorado Boulder kini beralih pada penyebab yang selama ini tersembunyi: puluhan gunung berapi yang memuntahkan sulfur dioksida.
Hasil penelitian mereka pada dasarnya mencabut tudingan bersalah pada negara-negara Asia, termasuk India dan Cina, yang diperkirakan telah meningkatkan emisi sulfur dioksida industri hingga 60 persen dari tahun 2000 hingga 2010 lewat pembakaran batubara, ungkap penulis utama studi Ryan Neely. Sejumlah kecil emisi sulfur dioksida dari permukaan bumi pada akhirnya membumbung naik setinggi 12 hingga 20 mil ke lapisan aerosol stratosfir di atmosfer, tempat di mana reaksi kimia menciptakan asam sulfat dan partikel air yang memantulkan kembali sinar matahari ke luar angkasa, mendinginkan planet ini.
Neely menunjuk beberapa pengamatan sebelumnya yang memperlihatkan bahwa meningkatnya aerosol di stratosfir sejak tahun 2000 justru mengimbangi 25 persen tingkat pemanasan yang diduga hasil dari pelepasan emisi gas rumah kaca oleh manusia. “Penelitian baru ini menunjukkan bahwa sejumlah emisi dari gunung berapi yang kecil hingga menengah telah memperlambat pemanasan planet ini,” tegas Neely, seorang peneliti dari Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences.
Studi yang dipubikasikan secara online dalam jurnal Geophysical Research Letters ini sebagian dilakukan untuk menyelesaikan dua hasil studi sebelumnya yang saling bertentangan mengenai asal usul sulfur dioksida di stratosfer. Salah satunya studi tahun 2009 yang dipimpin Hoffman David dari NOAA, yang menunjukkan bahwa peningkatan aerosol di stratosfer mungkin berasal dari meningkatnya emisi sulfur dioksida di India dan Cina. Sebaliknya, studi tahun 2011 yang dipimpin Vernier menunjukkan bahwa letusan gunung berapi berperan dalam meningkatkan partikulat tersebut di stratosfer.
Studi baru ini juga didasarkan pada studi tahun 2011 yang dipimpin Salomo, yang menunjukkan bahwa aerosol di stratosfer meredam sekitar seperempat dari pemanasan efek rumah kaca di bumi selama dekade terakhir.
Studi baru ini bergantung pada pengukuran jangka panjang perubahan “kedalaman optik” lapisan anaerosol di stratosfir, dengan mengukur tingkat transparansinya, kata Neely. Sejak tahun 2000, kedalaman optik di lapisan aerosol stratosfir telah meningkat sekitar 4 hingga 7 persen, yang berarti sedikit lebih buram sekarang dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Implikasi terbesarnya di sini adalah agar para ilmuwan perlu lebih memperhatikan letusan kecil dan sedang gunung berapi saat mencoba memahami perubahan iklim bumi,” saran Brian Toon dari Departemen Ilmu Atmosfer dan Kelautan University of Colorado, Boulder, “Namun secara keseluruhan, letusan-letusan ini tidak akan menangkal efek rumah kaca. Emisi gas vulkanik bersifat naik dan turun, membantu mendinginkan atau memanaskan planet ini, sementara emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia terus meningkat.”
Kunci dari hasil studi ini mengkombinasikan penggunaan dua model komputer yang canggih. Salah satunya Whole Atmosphere Community Climate Model (WACCM) Versi 3, yang dikembangkan oleh NCAR dan yang secara luas digunakan di seluruh dunia oleh para ilmuwan untuk mempelajari atmosfer. Tim riset memasangkan WACCM dengan model kedua, Community Aerosol and Radiation Model for Atmosphere (CARMA), yang telah dikembangkan oleh tim riset di bawah pimpinan Toon dalam beberapa dekade ini, dan memungkinkan para peneliti mengkalkulasi properti aerosol tertentu.
Tim riset menggunakan superkomputer Janus di kampus untuk menjalankan tujuh unit komputer sekaligus, masing-masing komputer mensimulasikan aktivitas 10 tahun atmosfer terkait dengan pembakaran batubara di Asia maupun emisi gunung berapi di seluruh dunia. Masing-masing pengoperasian memakan waktu sekitar seminggu, setara dengan waktu yang bisa dicapai dengan komputer yang menggunakan 192 prosesor, memungkinkan tim untuk memisahkan antara polusi batubara dari Asia dan kontribusi aerosol dari letusan kecil gunung berapi di seluruh dunia.
Para ilmuwan mengatakan bahwa set data iklim 10 tahun yang dikumpulkan untuk studi ini tidak cukup lama untuk bisa menentukan tren perubahan iklim. “Makalah ini membahas soal relevansi langsung dengan pemahaman kita tentang dampak manusia terhadap iklim,” jelas Neely, “Ini pastinya menarik bagi mereka yang mempelajari sumber variabilitas iklim 10-tahunan, dampak global dari polusi lokal dan peran gunung berapi.”
Jika letusan kecil dan menengah gunung berapi menutupi sebagian pemanasan akibat ulah manusia, maka letusan yang lebih besar dapat berefek jauh lebih besar, ungkap Toon. Sewaktu Gunung Pinatubo di Filipina meletus tahun 1991, jutaan ton sulfur dioksida yang terpancar ke atmosfer sedikit mendinginkan bumi selama beberapa tahun ke depan.

Sumber : http://www.faktailmiah.com/2013/03/02/aerosol-gunung-berapi-bukan-polutan-meredam-pemanasan-global.html

Ilmu Fisika dan Keselamatan di Jalan Raya

Ilmu Fisika dan Keselamatan di Jalan Raya

Ilmu fisika dan keselamatan di jalan raya memiliki hubungan yang dapat di uraikan secara logika. Hubungan ilmu fisika dan keselamatan berkendara di jalan raya dapat dilihat dari sisi pengendara dan kendaraan yang digunakan.

Ilmu Fisika Dan Keselamatan Di Jalan Raya

Dalam proses pengereman, jarak pandang pada suatu kecepatan tinggi dan kecepatan merespon dari kejadian mendadak dijalan raya adalah sebagian kejadian fisika yang ada di jalan raya.

Contoh Kejadian Ilmu Fisika Dan Keselamatan Di Jalan Raya

Suatu kecelakaan dijalan raya yang diakibatkan sopir yang mengantuk. Ada dua hal yang dapat dipelajari dari kecelakaan yang bermula dari sopir mengantuk ini. Pertama, jangan mengemudikan kendaraan dalam keadaan mengantuk. Berhentilah di tempat peristirahatan yang telah disediakan, dan beristirahatlah. Namun, jika sudah terlalu mengantuk, berhentilah di bahu jalan, nyalakan lampu hazard, dan beristirahatlah. Kedua, manusia memiliki keterbatasan dalam mengantisipasi sesuatu yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Kodratnya sebagai makhluk pejalan kaki, manusia hanya mampu mengantisipasi sesuatu yang tiba-tiba muncul di hadapannya jika ia bergerak di bawah 10 km/jam. Jika bergerak di atas itu, ia tidak bisa menghindar. Kemampuan ini berhubungan dengan kecepatan manusia dalam bereaksi. Umumnya manusia memerlukan 0,8 sampai 1 detik untuk bereaksi. Jika seseorang melajukan kendaran dengan kelajuan 50 km/jam, maka waktu 1 detik untuk bereaksi itu sama dengan 14 meter (dibulatkan). Sebab, 50 km/jam sama dengan 14 m/s. Dan mobil yang melaju 50 km/jam memerlukan 14 m untuk sepenuhnya berhenti. Jadi, jarak total yang diperlukan untuk sepenuhnya berhenti adalah 28 m. Pada kecepatan sebesar 90 km/jam, total jarak yang diperlukan 70 m. Sedangkan pada kelajuan 130 km/jam, total jarak yang diperlukan 129 m.
Dan masih banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam keselamatan di jalan raya, konsentrasi, kelayakan kendaraan, kelayakan jalan, hati-hati dan prinsip mengutamakan keselamatan bersama menjadi faktor penting selain penerapan ilmu fisika dan keselamatan di jalan raya.

Sumber : http://fisikazone.com/fisika-dan-keselamatan-di-jalan-raya/

Selasa, 26 Mei 2015

Penerapan Perubahan Fisika dan Kimia

Penerapan Perubahan Fisika dan Kimia


Banyak hal yang berhubungan dengan materi masuk dalam kajian ilmu kimia. Termasuk di dalamnya yakni perubahan materi. Perubahan materi dapat berupa perubahan fisis dan perubahan kimia. Setiap materi mempunyai sifat yang khas dan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1.      Sifat fisis adalah sifat materi yang berhubungan dengan gejala-gejala Fisika. misalnya massa, warna, bau, kerapatan, wujud, dan titik didih.
2.      Sifat kimia adalah sifat materi yang berhubungan dengan gejala-gejala kimia, misalnya logam besi midah berkarat, logam magnesium dapat dibakar, makanan menjadi busuk, dan lain-lain.
Jika kita perhatikan materi disekeliling kita, ternyata materi dapat mengalami perubahan, dan perubahannya dapat dikenal dari adanya perubahan sifat yang dimilikinya. Ada dua macam perubahan materi, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. 

Perubahan fisika adalah perubahan materi yang terjadi tanpa mengubah susunan materi sehingga tidak menghasilkan zat baru. Misalnya, air yang wujudnya cair jika dipanaskan berubah menjadi uap air yang berwujud gas. Air dapat pula berubah menjadi es yang wujudnya padat. Sedangkan, perubahan kimia adalah perubahan yang terjadi dengan cara mengubah susunan dan sifat zat sehingga menghasilkan zat yang baru. Misalnya, kayu yang dibakar berubah menjadi arang. Kayu yang disusun dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen setelah dibakar berubah menjadi arang atau unsur karbon. Pita magnesium yang dibersihkan berwarna putih mengkilap. Setelah dibakar berubah menjadi abu dan berwarna abu-abu.

Banyak sekali kita jumpai penggunaan perubahan fisika maupun perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Beberapa contoh penggunaan perubahan Fisika, antara lain:
1.      Industri es batu, yaitu air yang berwujud cair berubah menjadi es yang berwujud padat.
2.      Industri susu dalam kaleng, yaitu wujud susu yang cair diubah menjadi susu yang berupa serbuk.
3.      Industri gula pasir, yaitu gula yang berwujud cair (dalam batang tebu) diubah menjadi gula yang berwujud padat.
Sedangkan, beberapa contoh pemanfaatan perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1.      Industri minyak bumi, yaitu pada penyulingan minyak bumi yang menghasilkan minyak gas, bensin, solar, lilin, aspal dan sebagainya. Minyak gas dibakar dapat digunakan untuk memasak.
2.      Industri sabun, yaitu minyak kelapa ditambah dengan larutan soda api berubah menjadi sabun yang sangat berguna.
3.      Industri cat, yaitu hasil perubahan kimia suatu zat yang mempunyai warna tertentu.
Perubahan fisika dan perubahan kimia seringkali diikuti oleh peristiwa lain, misalnya energi dan reaksi kimia. Mengenai hal ini akan kita bahas pada tulisan terpisah. Sekian dulu pembahasan tentang Penerapan Perubahan Fisika dan Kimia dalam kehidupan sehari-hari, semoga bermanfaat.


Sumber : http://www.zakapedia.com/2013/02/penerapan-perubahan-fisika-dan-kimia.html#_

Penerapan Hukum Archimedes Di Kehidupan Sehari-Hari

Penerapan Hukum Archimedes Di Kehidupan Sehari-Hari

Saat SMA dulu, Anda niscaya pernah belajar Hukum Archimedes Fisika . Dalam hukum Archimedes berlaku teori berikut. Sebuah benda nan dicelupkan ke dalam zat cair baik itu sebagian atau seluruhnya maka akan megalami gaya ke atas. Besarnya gaya ini akan sama dengan besarnya berat zat cair nan dipindahkan. Hukum Archimedes ini ditulis dalam rumus:
Fa = ρ v g
Keterangan :
Fa = gaya ke atas (N)
V = volume benda nan tercelup (m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = akselerasi gravitasi (N/kg)
Berdasar pada hukum Archimedes, maka sebuah benda nan dicelupkan ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya. Dua gaya ini yaitu gaya berat atau gaya gravitasi dan gaya ke atas dari zat cair tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa melihat kejadian nan berhubungan dengan besarnya gaya-gaya tersebut, yaitu terapung, melayang dan tenggelam.

Konsep Melayang, Terapung dan Tenggelam
Hukum Archimedes juga berkaitan dengan konsep melayang, terapung, dan tenggelam. Masih ingat dengan pernyataan ini? Ketiga konsep tersebut bisa diuraikan seperti berikut ini:
  1. Jika sebuah benda memiliki massa jenis nan lebih besar dari massa jenis zat cair, maka benda akah terapung, atau sebaliknya.
  2. Jika sebuah benda memiliki massa jeni nan sama dengan massa jenis zat cair, maka benda akan melayang.
  3. Jika sebuah benda memiliki massa jenis lebih besar dari massa zat cair, maka benda akan tenggelam.
  4. Besar kecilnya volume, massa dan berat benda akan mempengaruhi konsep melayang, terapung dan tenggelam.
Konsep melayang, tenggelam, dan terapung ini bisa Anda temui dalam peristiwa telur nan tenggelam ketika dimasukkan ke dalam air biasa. Inilah hukum Archimedes.
Telur tenggelam sebab berat telur lebih besar dari gaya ke atas oleh zat air dan massa jenis telur lebih besar dari massa jenis zat cair. Bagaimana jika Anda menginginkan telurnya tak tenggelam?
Agar telur tersebut tak tenggelam, maka Anda harus memasukkan garam pada air tersebut. Dengan demikian, berat telur akan lebih kecil dibanding gaya ke atas oleh zat air dan massa jenis telur juga akan lebih kecil dibanding massa jenis zat air.
Inilah nan menyebabkan telur menjadi tak tenggelam. Adakah contoh penerapan hukum Archimedes pada peristiwa lain dalam kehidupan sehari-hari. Jawabannya, tentu ada misalnya pada kapal laut, hydrometer, kapal selam , dan lain-lain. Mari kita bahas satu persatu.

Penerapan Hukum Archimedes Di Kehidupan Sehari-Hari
Penerapan hukum Archimedes ini bisa Anda temui dalam berbagai macam peralatan, baik itu peralatan nan sederhana hingga peralatan nan canggih. Berikut beberapa contoh penerapannya, seperti:


1. Penerapan Hukum Archimedes pada Balon Udara
Anda tentu pernah melihat balon udara atau balon karen nan melayang di udara. Balon gas ini bisa melayang sebab di dalam balon tersebut berisi gas hydrogen atau helium. Massa jenis hydrogen atau helium ini lebih ringan dibanding dengan udara. Balon gas nan sangat besar, disebut dnegn balo udara. Balon udara ini bisa melayang sebab berisi gas nan memiliki massa jenis labih kecil dari massa jenis udara. Gas dalam balon gas ini ialah udara panas. Jadi, saat seseorang ingin balon gasnya naik, maka ia harus menambahkan udara panas ke dalam balon. Apabila balon udara sudah mencapai ketinggian nan diinginkan, maka ia bisa mengurangi udara panasnya hingga berat balon sama besarnya dengan gaya ke atas. Jika balon gasnya akan diturunkan, maka udara panas harus dikurangi agar berat benda menjaid lebih besar dari gaya ke atas. Dengan demikian, sifat dari balon gas tersebut sama dengan zat cair. Semakin besar volume udara nan dipindahkan, maka akan semakin besar juga gaya ke atas. Besarnya volume udara ini bergantung ukuran balon itu sendiri.


2. Penerapan Hukum Archimedes pada Hidrometer
Hidrometer ialah sebuah alat nan sering digunakan buat mengukur massa jenia atau berat jenis zat cair. Jika alat tersebut dicelupkan ke dalam air, maka sebagian dari alat tersebut akan tenggelam. Semakin besar besar massa jenis zar air, maka akan semakin sedikit bagian hirdometer nan tenggelam. Hidrometer ini banyak dipakai buat mengetahui besarnya kandungan air dalam susu , bir, atau minuman lain. Hidrometer ini terbuat dari tabung kaca. Agar tabung kaca tersebut terapung dan tegak dalam zat cair, maka bagian bawahnya diberi butiran timbal nan berfungsi sebagai beban. Diameter bagian bawah tabung dirancang lebih besar dengan tujuan agar volume zat cair nan dipndahkan oleh hidroeter menjadi lebih besar. Dengan begitu, dihasilkanlah gaya ke atas nan lebih besar, dan terapunglah hidrometer dalam zat cair. Tangkai tabung kaca ini dirancang sedemikian rupa agar perubahan kecil dalam berat benda nan dipindahkan bisa menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tabung nan tercelup dalam zat cair tersebut. Ini berarti adanya disparitas bacaa nan terdapat pada skala menjadi lebih jelas.

3. Penerapan Hukum Archimedes pada Jembatan Poton
Pernah melihat drum-drum kosong nan diikat hingga berjajar seperti jembatan? Itulah nan namanya jembatan poton. Jembatan ini dibuat atas dasar konsep terapung. Drum- drum ini harus ditutup kedap hingga tak ada air nan dapat masuk melalui lubang drum. Jembatan ini biasanya dipakai buat berbagai keperluan darurat. Jika air bahari pasang, maka jembatan ini akan naik. Begitu pun sebaliknya, jika air bahari surut, maka jembatan akan turun. Tinggi atau rendahnya jembatan ini tergantung pada pasang atau surutnya air laut. Selain jembatan poton ini, contoh lainnya ialah rakit nan terbuah dari kelapa nan diikat menjadi satu. itulah penerapan Hukum Archimedes fisika pada jembatan Poton.


4. Penerapan Hukum Archimedes pada Kapal Laut
Jika Anda meletakkan besi di wadah nan berisi air, maka besi tersebut akan tenggelam. Tapi, menapa kapal bahari nan sangat besar tak tenggelam? Ini jawabannya. Agar kapal bahari tak tenggelam, maka kapal harus dibuat dengan memiliki rongga atau ruang. Hal ini dimaksudkan agar volume air bahari nan dipindahkan kapal jadi lebih besar. Berdasar pada persamaan bahwa besar gaya apung akan sebanding dengan volume zat cair nan dipindahkan, maka gaya apung akan menjadi besar. Nah, gaya inilah nan dapat membandini beratnya kapal hingga kapal bahari tak tenggelam dan tetap terapung.


5. Penerapan Hukum Archimedes pada Kapal Selam dan Galangan Kapal
Sebenarnya prinsip kerja galangan kapal dan kapal selam ini sama. Ketika kapal bahari selam akan menyelam, maka dimasukkanlah air bahari ke dalam ruang spesifik dengan tujuan agar berat kapal akan bertambah. Pengaturan sedikit atau banyaknya air bahari nan dimasukkan ini akan menyebakan kapal selam dapat menyelam di kedalaman nan sinkron dengan tujuan. Jika ingin kapal selam tersebut terapung, maka dikeluarkanlah air bahari dari ruang spesifik agar berat kapal menjadi berkurang. Kapal selam ini memiliki batas eksklusif saat menyelam sinkron dengan konsep tekanan hidrostatis. Jika kapal selam ini berada di kedalaman nan terlalu dalam, maka kapal dapat menjadi hancur sebab besarnya tekanan hidrostatis. Sama halnya dengan kapal selam, begitu juga dengan galangan kapal. Jika ada kapal nan akan diperbaiki, maka galangan kapal akan ditenggelamkan lalu kapal dimasukkan. Kemudian galangan akan diapungkan buat memperbaiki bagian bawah kapal nan rusak. Menenggelamkan dan mengapungkan galangan kapal ini dilakukan dengan cara mengeluarkan dan memasukkan air bahari pada ruang khusus.
Itulah beberapa penerapan Hukum Archimedes Fisika dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya masih banyak lagi contoh nan dapat kita temui tentang konsep hukum Archimedes ini. Semoga bermanfaat.

Sumber : http://www.binasyifa.com/489/46/27/penerapan-hukum-archimedes-di-kehidupan-sehari-hari.htm

Penerapan Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari



Beberapa manfaat pemuaian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

a. Pengelingan
Menyambung dua pelat dengan menggunakan paku khusus dengan proses khusus disebut mengeling. Bagaimanakah cara pemasangan paku keling? Paku keling yang dipakai untuk mengeling sesuatu dalam
keadaan panas sampai berpijar dan dimasukkan ke dalam lubang pelat yang hendak kita keling. Kemudian paku bagian atas dipukul-pukul sampai rata. Setelah dingin paku keling tersebut akan menyusut dan menekan kuat pelat tersebut. Pengelingan dapat kamu jumpai pada pembuatan badan kapal laut.

b. Keping bimetal
Dua keping logam yang mempunyai koefisien muai panjang berbeda dikeling menjadi satu disebut keping bimetal. Keping bimetal peka terhadap perubahan suhu. Jika keping bimetal dipanaskan, maka akan melengkung ke arah logam yang angka koefisien muai panjangnya kecil. Bila didinginkan, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang angka koefisien muai panjangnya besar. Perbedaan pemuaian ini dipakai sebagai termostat. Termostat adalah alat yang berfungsi ganda sebagai saklar otomatis dan sebagai pengatur suhu. Beberapa alat yang memanfaatkan keping bimetal dalam termostat, antara lain: setrika listrik, almari es, bel listrik, alarm kebakaran, lampu sen mobil atau motor, rice cooker, oven.



c. Pemasangan bingkai roda logam pada pedati dan kereta api
Roda pedati dan roda kereta api memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran bingkainya. Untuk dapat memasang roda logam tersebut , maka dengan cara pemanasan. Hal ini mengakibatkan roda logam akan mengalami pemuaian. Kemudian roda logam tersebut dipasang pada bingkainya, setelah dingin roda akan menyusut dan terpasang pada bingkainya dengan kuat.

Pemanfaatan Uranium Sebagai Bahan Bakar


Uranium adalah mineral yang memancarkan radiasi nuklir atau bersifat radioaktif, digunakan dalam berbagai bidang salah satunya adalah sebagai bahan bakar nuklir. Uranium merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih keperakan dan radioaktif alami, uranium termasuk ke seri aktinida (actinide series). Uranium biasanya terdapat dalam jumlah kecil di bebatuan, tanah, air, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia).
Uranium memiliki 3 Isotop :
- U234 kadar sangat kecil
- U235 kadar 0,715 = 0,7 %
- U238 kadar 99,285 = 99,3%
Isotop U235 digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan senjata nuklir.
Uranium memiliki sifat fisik yang khas :
- Ditemukan di alam dalam bentuk U3O atau UO berwarna hijau kekuning-kuningan dan coklat tua.
- Bila disinari cahaya ultra ungu, uranium akan mengeluarkan cahaya fluoresensi yang sangat indah
Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia.
Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium dan Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235), sedangkan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).